Cara membuat tabel kontigensi dengan SPSS

|Portal-Statistik| Selamat siang sobat, kali ini saya akan berbagi kepada sobat blogger semua tentang bagiamana cara membuat tabel kontigensi dan apa fungsinya dengan SPSS, setelah kemarin juga saya pernah memposting tentang uji rerata, seperti uji anova dan perbandingan ganda, independent sample t test, paired sample t test dll.

Tabel kontigensi atau biasanya disebut tabel tabulasi silang atau crosstab merupakan tabel yang disusun berdasarkan tabulasi data menurut 2 atau lebih kategori. Untuk menyajikan data yang terdiri atas dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, dapat dibuat daftar kontigensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.

Uji yang dilakukan pada tabel kontigensi  adalah untuk menguji apakah ada ketergantungan antara dua kategori yang berbeda dari peubah baris dan peubah kolom.

Untuk lebih memahami tentang cara menganalisis dengan tabel kontigensi, silahkan simak STUDY KASUS dibawah ini.

Adapun kasus yang akan diselesaikan dengan menggunakan software SPSS adalah membuat tabel kontigensi berukuran 6 x 4 x 7.
Seseorang ingin meneliti tentang produktivitas hasil tanaman palawija dari 6 kecamatan di kabupaten Lombok Timur, dengan perlakuan pemberian pupuk yang berbeda yaitu pupuk hijau, kompos, urea dan amofos, adapun jenis palawija yang diteliti disini adalah jagung, cantel, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, ubi kayu dan cabe, diasumsikan luas wilayah sampel penelitan sama.
Datanya seperti berikut.
Langkah-langkah untuk membuat tabel kontigensi 6x4x7 pada tabel diatas adalah:
  1. Membuka aplikasi SPSS dengan melakukan double click pada icon desktop.
  2. Setelah aplikasi SPSS terbuka, maka selanjutnya adalah membuat nama variabel, tipe data serta values atau keterangan data dari variabel tersebut dengan melakukan klik pada button Variable View, dalam hal ini variabel yang dibutuhkan adalah Kecamatan dengan tipe data numeric dan values (1:Selong, 2: Aikmel, 3:Masbagik, 4:Sikur, 5:Keruak, 6:Jerowaru), JenisPupuk dengan tipe data numeric dan values (1:Hijau, 2:Kompos, 3:Urea, 4:Amofos), TanamanPalawija dengan tipe data numeric dan values (1:Jagung, 2: Cantel: 3:Kacang Tanah, 4:Kedelai, 5:Kacang Hijau, 6:Ubi Kayu, 7:Cabe) serta Produktivitas dengan tipe data numeric dan values (none).
  3. Selanjutnya adalah memasukkan data kedalam variabel yang telah dibuat dengan mengklik button Data View. Perhatikan cara untuk memasukkan datanya dalam SPSS.
  4. Selanjutnya adalah melakukan pembuatan tabel kontigensi, klik pada menu Data – Weight Cases dan masukkan variabel Produktivitas kedalam form Weight Cases by Frequency Variable kemudian klik OK.
  5. Selanjutnya klik menu Analyze – Deskriptive Statistics – Crosstabs…, masukkan variabel JenisPupuk kedalam form Row(s), variabel TanamanPalawija kedalam form Column(s) dan variabel Kecamatan kedalam form Layer kemudian klik OK.
  6. Kemudian akan muncul output berupa tabel kontigensi tersebut.


Pada  tabel Case Processing Summary, kolom cases terbagi menjadi kolom valid, missing, dan total, kolom valid berisi jumlah data keseluruhan (N = 909) yang terbentuk dalam tabel kontingensi dan Percent yang menyatakan persentase data yang telah terbuat yakni 100,0%. Sedangkan kolom missing yang menyatakan data yang hilang, tidak diproses atau tidak terbaca  berjumlah  N = 0  dan Percent = 0,0% artinya semua data sudah terproses dengan baik.


Pada tabel kontigensi tersebut dapat dilihat dengan jelas produktivitas tanaman palawija antar daerah serta perlakuan terhadap tanaman tersebut.
  1. Kecamatan SelongPada masing-masing komoditas yaitu tanaman palawija, yang diberikan perlakuan berbeda dalam hal pemberian pupuk ternyata memiliki pengaruh terhadap hasil produksi panen yang dihasilkan dengan hasil sebagai berikut:
  • Tanaman jagung
    Perlakuan dengan pemberian pupuk hijau, kompos, urea dan amofos memiliki perbandingan dalam ton yaitu 5:7:4:3. Dengan melihat hubungan perlakuan dengan hasil panen pada tabel kontingensi tersebut memberikan penjelasan bahwa hasil panen tergantung dengan perlakuan yang diberikan pada tanaman tersebut, tanaman yang diberikan pupuk organik (hijau dan kompos) memiliki hasil lebih besar dari tanaman yang diberikan pupuk anorganik (urea dan amofos)
  • Tanaman Cantel
    Perlakuan dengan pemberian pupuk hijau, kompos, urea dan amofos memiliki perbandingan dalam ton yaitu 3:4:2:1. Dengan melihat hubungan perlakuan dengan hasil panen pada tabel kontingensi tersebut memberikan penjelasan bahwa hasil panen tergantung dengan perlakuan yang diberikan pada tanaman tersebut, tanaman yang diberikan pupuk organik (hijau dan kompos) memiliki hasil lebih besar dari tanaman yang diberikan pupuk anorganik (urea dan amofos).
  • Tanaman Kacang Tanah
    Perlakuan dengan pemberian pupuk hijau, kompos, urea dan amofos memiliki perbandingan dalam ton yaitu 6:5:4:3. Dengan melihat hubungan perlakuan dengan hasil panen pada tabel kontingensi tersebut memberikan penjelasan bahwa hasil panen tergantung dengan perlakuan yang diberikan pada tanaman tersebut, tanaman yang diberikan pupuk organik (hijau dan kompos) memiliki hasil lebih besar dari tanaman yang diberikan pupuk anorganik (urea dan amofos).
  • Tanaman Kedelai
    Perlakuan dengan pemberian pupuk hijau, kompos, urea dan amofos memiliki perbandingan dalam ton yaitu 8:6:4:2. Dengan melihat hubungan perlakuan dengan hasil panen pada tabel kontingensi tersebut memberikan penjelasan bahwa hasil panen tergantung dengan perlakuan yang diberikan pada tanaman tersebut, tanaman yang diberikan pupuk organik (hijau dan kompos) memiliki hasil lebih besar dari tanaman yang diberikan pupuk anorganik (urea dan amofos).
  • Tanaman Kacang Hijau
    Perlakuan dengan pemberian pupuk hijau, kompos, urea dan amofos memiliki perbandingan dalam ton yaitu 7:4:4:2. Dengan melihat hubungan perlakuan dengan hasil panen pada tabel kontingensi tersebut memberikan penjelasan bahwa hasil panen tergantung dengan perlakuan yang diberikan pada tanaman tersebut, tanaman yang diberikan pupuk organik (hijau dan kompos) memiliki hasil lebih besar dari tanaman yang diberikan pupuk anorganik (urea dan amofos), namun ketika dilihat persatuan pemberian pupuk kompos dengan pupuk urea memberikan hasil panen yang sama pada jenis tanaman ini.
  • Tanaman Ubi Kayu
    Perlakuan dengan pemberian pupuk hijau, kompos, urea dan amofos memiliki perbandingan dalam ton yaitu 9:5:4:2. Dengan melihat hubungan perlakuan dengan hasil panen pada tabel kontingensi tersebut memberikan penjelasan bahwa hasil panen tergantung dengan perlakuan yang diberikan pada tanaman tersebut, tanaman yang diberikan pupuk organik (hijau dan kompos) memiliki hasil lebih besar dari tanaman yang diberikan pupuk anorganik (urea dan amofos).
  • Tanaman Cabe
    Perlakuan dengan pemberian pupuk hijau, kompos, urea dan amofos memiliki perbandingan dalam ton yaitu 11:7:5:4. Dengan melihat hubungan perlakuan dengan hasil panen pada tabel kontingensi tersebut memberikan penjelasan bahwa hasil panen tergantung dengan perlakuan yang diberikan pada tanaman tersebut, tanaman yang diberikan pupuk organik (hijau dan kompos) memiliki hasil lebih besar dari tanaman yang diberikan pupuk anorganik (urea dan amofos).
Begitu seterusnya cara untuk menginterpretasikannya...
Demikian, semoga bermanfaat.
Have FUN.
0 Komentar untuk "Cara membuat tabel kontigensi dengan SPSS"

Silahkan tinggalkan komentar, kritik, maupun saran dari sobat blogger tentang apa yang sobat rasakan setelah mengunjungi blog ini.

Back To Top